Komunitas Pecinta Alam Gresik – Pecinta alam merujuk pada sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melestarikan alam. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan oleh para pecinta alam yang bergabung dalam sebuah komunitas.
Komunitas pecinta alam dibentuk dengan tujuan melakukan kegiatan kolektif untuk turut melestarikan alam sebagai wujud kecintaan mereka terhadap alam.
Komunitas pecinta alam memiliki nilai-nilai yang mereka pegang teguh dalam melestarikan alam, salah satunya meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Setiap anggota komunitas biasanya akan memiliki pemikiran bahwa alam merupakan anugerah dari Sang Maha Pencipta. Oleh sebab itu, manusia harus bertanggung jawab untuk menjaga dan merawatnya.
Perlu dipahami bahwa komunitas pecinta alam hadir untuk melakukan berbagai upaya pelestarian alam. Jadi, kegiatan pecinta alam itu tidak hanya tentang mendaki, menyusuri berbagai sudut hutan, berkemah, dan lain sebagainya.
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk dari kecintaan komunitas terhadap alam dengan cara menyatu dengan alam. Berikut tujuan dari terbentuknya komunitas pecinta alam.
- Menjaga dan Merawat Alam
Komunitas pecinta alam akan melakukan berbagai upaya nyata supaya alam tetap lestari, sebab mereka menyadari bahwa manusia tidak akan bisa hidup tanpa alam.
Berbagai kebutuhan sandang dan pangan didapatkan dari alam, tetapi pengelolaannya tidak dilakukan dengan baik, sehingga proses pemenuhan kebutuhan tersebut justru merusak alam.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam menjaga dan merawat alam, komunitas pecinta alam biasanya menyelenggarakan kegiatan luar ruangan seperti kemah, hiking, rafting, dan lain sebagainya. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada partisipan untuk melihat dan menikmati alam.
Bersentuhan dengan alam dapat meningkatkan kesadaran bahwa alam yang zero sampah dapat menjadi tempat yang nyaman untuk beraktivitas.
Selain aktivitas luar ruangan yang berbentuk rekreasi, biasanya komunitas pecinta alam mengajak partisipan untuk membersihkan sungai, membersihkan lingkungan sekitar, dan tidak meninggalkan sampah setelah pendakian.
- Mengkampanyekan Pola Hidup Sehat dan Ramah Lingkungan
Salah satu bentuk kampanye komunitas pecinta alam yaitu menerapkan pola hidup sehat yang berkesinambungan dengan cara merawat dan menjaga alam. Misalnya menggunakan barang-barang yang mudah terurai oleh alam, sehingga residu polusi dapat ditekan.
Bentuk kampanye lainnya, yaitu menerapkan metode reuse, reduce, dan recycle, terutama dalam pengelolaan sampah.
Selain itu, Sobat Torch dapat berpartisipasi aktif dalam kampanye ini dengan aksi nyata memisahkan sampah organik dan anorganik, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan bahan bakar minyak, dan lain sebagainya.
Begitu banyak kampanye yang dilakukan komunitas pecinta alam dalam rangka mewujudkan kecintaannya terhadap alam.
Bahkan dari hal kecil hingga hal besar mereka lakukan supaya alam tetap lestari. Sebagai sesama pecinta alam, Sobat Torch dapat ikut serta mengkampanyekan pola hidup sehat yang ramah lingkungan tersebut mulai dari diri sendiri.
- Menjadi Wadah Seluruh Pecinta Alam
Komunitas pecinta alam hadir untuk mengakomodir kepentingan banyak orang yang memiliki minat dan ketertarikan yang sama terhadap isu lingkungan. Melalui komunitas ini mereka bertukar ide dan pendapat untuk membantu memulihkan kondisi alam yang mengalami pemanasan global. Kondisi ini terjadi lantaran penebangan hutan terus dilakukan.
Sementara itu, di waktu yang sama polusi terus meningkat. Di sisi lain pohon menjadi salah satu media yang dapat mengubah polutan menjadi oksigen.
Aktivitas penanaman pohon pun akhirnya diinisiasi untuk mengatasi masalah tersebut. Aktivitas ini biasanya dikemas dalam kegiatan yang menarik supaya mendapat perhatian, seperti pendakian gunung dan outbond.
Salah satu manfaat adanya komunitas pecinta alam adalah meningkatnya kesadaran untuk menjaga dan merawat alam dari mulai hal kecil hingga besar. Misalnya dengan menggunakan barang-barang yang mudah terurai secara alami dan ikut serta dalam kegiatan penanaman pohon.
Adapun berbagai manfaat lain dari adanya komunitas pecinta alam yaitu sebagai berikut.
- Meningkatnya Kepedulian untuk Merawat dan Menjaga Alam
Kepedulian untuk merawat dan menjaga alam awalnya hanya dilakukan oleh komunitas pecinta alam saja. Namun, berkat kerja keras mereka dalam mengkampanyekan pola hidup sehat yang ramah lingkungan, kepedulian masyarakat untuk ikut merawat dan menjaga alam mulai tumbuh.
Mulai dari pengelolaan sampah menggunakan metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle) untuk ranah rumah tangga, hingga munculnya konsep sustainable fashion pada industri fashion.
- Menghindari Terjadinya Pemanasan Global
Bumi akan terus mengalami peningkatan suhu akibat terjadinya pemanasan global. Hal ini tentu menimbulkan bahaya jika Sobat Torch tidak segera menjaga lingkungan.
Dalam hal ini, Sobat Torch bisa ikut serta mengikuti kampanye yang dilakukan komunitas pecinta alam, salah satunya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
- Melindungi Ekosistem
Lingkungan yang tercemar akan membuat hewan dan tumbuhan tidak memiliki habitat asli dan tempat tinggal. Hal ini terjadi karena habitat mereka telah hilang bersamaan dengan dilakukannya penebangan hutan.
Kampanye untuk menjaga lingkungan dengan cara tidak menebang pohon sembarangan dapat melindungi habitat makhluk hidup lainnya.
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dicanangkan pertama kali pada bulan Januari tahun 1974, lewat sebuah kegiatan bernama Gladian Nasional Pecinta Alam IV.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan di Pulau Kahyangan dan Tana Toraja, oleh Badan Kerjasama Club Antarmaja pecinta Alam se-Ujung Pandang (Makassar) dan dihadiri oleh 44 perhimpunan pecinta alam dari seluruh Indonesia.
Komunitas Pecinta Alam Gresik
Swela Giri, Komunitas Pencinta Alam Tertua di Jawa Timur
Berpuluh-puluh tahun komunitas pencinta alam ini mampu bertahan. Lantaran begitu aktif selama sekitar 50 tahun, sebagian anggota komunitas yang regenerasinya kuat itu sampai lupa menikah. Namanya adalah komunitas Swela Giri.
Swela Giri berdiri sejak 15 Mei 1967. Sudah lebih dari 50 tahun. Itulah organisasi tertua yang tetap eksis di Kota Santri.
Bahkan, komunitas yang menghimpun para pencinta alam bebas tersebut berani mengklaim sebagai komunitas tertua di Jawa Timur.
Hanya terpaut tiga tahun dari organisasi kenamaan asal Bandung, Wanadri. Perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung itu berdiri sejak 16 Mei 1964 di Bandung. ”Kami bangga sampai sekarang masih eksis,” tutur Fahrudin Azis, anggota lain.
Swela Giri kali pertama dibentuk sebagai wadah karyawan Semen Gresik (SG). Sekarang Semen Indonesia.
Mereka suka tantangan alam bebas. Lambat laun anggotanya makin banyak. Pada 2000, atas usulan para sesepuh, komunitas itu tidak lagi eksklusif hanya untuk internal karyawan SG. Organisasi tersebut dibuka untuk umum. Semua kalangan.
Suatman merupakan salah seorang anggota senior di Swela Giri. Spesialisasi petualangannya adalah pendakian gunung (mountaineering). Lelaki 55 tahun itu telah mendaki gunung-gunung di Jawa dan luar Jawa. Dia ikut sejumlah eksplorasi gunung berapi di Indonesia.
Begitu asyiknya bergelut dengan alam bebas, pria yang kini tinggal di Desa Jono, Kecamatan Cerme, tersebut sampai lupa menikah. ”Sampai sekarang, saya belum kepikiran menikah. Cinta saya sudah terlalu menyatu dengan alam bebas,” ungkapnya, lantas tertawa lepas.
Dengan mencintai alam bebas, lanjut dia, setiap orang bisa melihat kebesaran Tuhan. Saat berada di puncak gunung, dasar laut, tebing yang curam, hingga arus jeram yang ganas. ”Semua adalah bukti kebesaran Tuhan yang harus disyukuri,” tambahnya, bijak.
Sadar usia tidak lagi muda, para pentolan Swela Giri menyiapkan generasi baru. Fuad Zain, seorang pengurus, menyampaikan bahwa saat ini ada 53 anggota baru. Mereka berusia 12–19 tahun. Rata-rata masih kelas VI SD, SMP, SMA, dan sebagian adalah mahasiswa.
Salah satunya adalah Septi Arfiandani, 17. Remaja yang baru naik kelas XII SMA itu menyabet gelar juara di kejuaraan nasional (kejurnas) panjat tebing junior di Bangka Belitung.
Pada 28 Juli, dia siap mengikuti ajang kejurda di Surabaya untuk mewakili Kabupaten Gresik. Selain itu, ada Nur Ismatus Sa’diyah.
Di usianya yang baru 13 tahun, dia telah memenangi sejumlah kejurnas junior panjat tebing. ”Mereka sudah banyak berprestasi. Terutama memang bidang panjat tebing,” tutur Fuad.
Memperingati Hari Ulang Tahun ke-9, organisasi pecinta alam PT Semen Gresik (PTSG), Swelagiri Rembang, mengadakan kegiatan pendakian bersama di gunung Ungaran Puncak Raider, 28 – 29 Januari 2023.
Pendakian gunung dengan ketinggian 2050 mdpl tersebut diikuti sebanyak 11 peserta pecinta alam dari karyawan PTSG yang tergabung dalam organisasi Swelagiri Rembang.
Senior Manager of Comunnication and CSR PTSG, Dharma Sunyata, menjelaskan bahwa kegiatan pendakian gunung bersama tersebut diadakan setiap tahunnya dalam memperingati HUT PTSG.
“Menjadi kegiatan positif yang memberikan banyak manfaat bagi anggotanya untuk menyalurkan hobi dan melepas penat dari rutinitas perkerjaan, sekaligus menjadi peringatan hari jadi PTSG ke-9,” jelas Dharma.
Harapannya, lanjut Dharma, agar dapat memberikan nilai tambah bagi para anggotanya dan kegiatan tersebut mampu memberikan kontribusi positif demi keberlanjutan perusahaan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Swelagiri Rembang, Amrullah Yahya mengungkapkan bahwa selain melakukan pendakian, Swelagiri juga akan mengadakan aktivitas peduli lingkungan seperti penanaman mangrove serta pengembangan anggota terkait kecintaan alam.
Lanjutnya, dengan adanya agenda pendakian swelagiri tersebut bertujuan mempererat hubungan antar anggota agar dapat terjalin komunikasi yang lebih baik antar anggota saat beraktivitas di swelagiri maupun saat bekerja.
“Sekaligus menjadi wadah positif bagi anggota yang memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap alam, menjaga dan melatih ketahan fisik dan kebugaran tubuh, serta penghilang stress,” pungkasnya.
Mahasiswa pecinta alam “BIRU” Universitas Muhammadiyah Gresik atau yang biasa dikenal dengan MAHAPALA “BIRU” UMG
Mahasiswa pecinta alam “BIRU” Universitas Muhammadiyah Gresik atau yang biasa dikenal dengan MAHAPALA “BIRU” UMG berdiri sejak 17 Desember 1997. Sebelumnya MAHAPALA “BIRU” UMG mempunyai nama MACIL Mahasiswa Cinta Lingkungan pada tahun 1995 dan pernah bernama MAPALA UMG di tahun selanjutnya.
Seiring dengan perjalanan waktu nama organisasi yang semula bernama MACIL pada tahun 1996 berganti nama menjadi MAPALA UMG.
Pada tahun 1997 bertepatan pada tanggal 17 Desember 1997 nama Mahasiswa Pecinta Alam UMG (MAPALA UMG) diubah dan ditetapkan menjadi MAHAPALA “BIRU” UMG sampai sekarang.
Itulah detail informasi mengenai komunitas pecinta Alam Gresik. Jika kamu berminat bergabung bersama komunitas-komunitas tersebut, silakan baca syarat dan ketentuannya di akun social medianya masing-masing. Semoga bermanfaat, sekian terima kasih.