Komunitas Kanker Semarang – Kanker tidak selalu diawali dengan gejala yang khas. Sebagian besar kanker baru menunjukkan gejala ketika sudah berada pada stadium lanjut atau saat sudah menyebar ke organ lain.
Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mewaspadai hal-hal yang mungkin menjadi gejala awal kanker.
Berbagai Gejala Awal Kanker
Keluhan yang bisa menjadi gejala awal kanker termasuk umum dan sering kali mirip dengan gejala penyakit lain. Namun, gejala awal kanker ini tetap perlu diwaspadai, terutama jika terjadi terus-menerus atau tidak kunjung menghilang.
Berikut ini adalah beberapa gejala awal kanker yang penting untuk diwaspadai:
- Rasa lelah yang berlebihan
Rasa lelah yang berlebihan merupakan salah satu gejala awal kanker yang paling umum. Ini bisa terjadi karena sel-sel kanker menggunakan nutrisi di tubuh untuk bertumbuh sehingga nutrisi tidak dapat diubah menjadi energi. Hal inilah yang menyebabkan penderita kanker merasa mudah lelah.
Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda merasakan kelelahan yang tidak kunjung reda meski sudah mengurangi aktivitas dan sudah beristirahat dengan cukup.
- Berat badan turun drastis
Penurunan berat badan pada penderita kanker terjadi karena sel tubuh sehat terus-menerus diserang oleh sel kanker. Penurunan berat badan ini biasanya terjadi dalam waktu yang cepat dan tanpa sebab yang jelas.
Kondisi ini sering kali menjadi gejala awal dari kanker pankreas, kanker esofagus, kanker paru, dan kanker lambung.
- Demam
Umumnya demam merupakan respons tubuh terhadap infeksi. Namun, demam bisa juga menjadi gejala awal penyakit kanker, seperti limfoma, leukemia, kanker ginjal, dan kanker hati.
Demam seperti ini biasanya terjadi pada malam hari dengan suhu tubuh sekitar 38°C dan bisa menetap hingga lebih dari 3 minggu.
- Perdarahan
Perdarahan juga bisa menjadi salah satu gejala awal kanker. Beberapa jenis kanker, seperti kanker usus dan kanker anus, dapat menyebabkan munculnya darah saat buang air besar. Sedangkan pada kanker kandung kemih, darah dapat muncul saat buang air kecil.
Terkadang perdarahan juga dapat terjadi pada organ dalam sehingga lebih sulit dideteksi. Selain itu, waspadai jika Anda mengalami perdarahan saat batuk atau muntah, serta perdarahan dari vagina yang terjadi di luar masa menstruasi.
- Perubahan pada kulit
Perubahan pada kulit perlu Anda waspadai karena ini bisa jadi merupakan gejala awal kanker. Tahi lalat yang berubah bentuk menjadi asimetris, pinggirannya tidak beraturan, berubah warna, bertambah besar, terasa gatal, keras dan mudah berdarah, juga bisa menandakan kanker kulit.
Di samping itu, waspadai perubahan lain pada kulit, seperti sakit kuning, hiperpigmentasi atau bercak hitam, pertumbuhan rambut atau bulu yang tidak normal, serta kulit kemerahan.
- Benjolan pada anggota tubuh
Segera periksakan diri jika Anda merasakan ada benjolan pada anggota tubuh, apalagi yang teraba keras dan makin membesar. Pasalnya, benjolan pada anggota tubuh bisa jadi merupakan gejala awal kanker.
Benjolan pada payudara, misalnya, dapat menjadi tanda dari kanker payudara. Sementara itu, benjolan pada leher dapat menjadi gejala awal kanker tiroid, kanker mulut, kanker tenggorokan, dan kanker laring (kotak suara).
- Batuk yang tidak kunjung sembuh
Batuk yang tidak kunjung sembuh patut diwaspadai sebagai gejala awal kanker paru-paru. Ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter jika mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari 3 minggu, yang juga disertai dengan nyeri dada, penurunan berat badan, suara serak, kelelahan, dan sesak napas, apalagi bila Anda adalah seorang perokok.
- Gangguan pencernaan
Beberapa jenis kanker dapat menyebabkan penderitanya mengalami berbagai masalah pencernaan.
Sebagai contoh, kanker kepala dan leher dapat menyebabkan kesulitan menelan saat makan. Selain itu, kanker usus dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, mual, muntah, kembung, sembelit, dan BAB berdarah.
- Berkeringat di malam hari
Berkeringat pada malam hari memang hal biasa, tetapi bila terjadi setiap hari dan tanpa sebab yang jelas, ini bisa menjadi gejala awal beberapa jenis kanker, seperti kanker hati dan leukemia.
Apabila Anda mengalami gejala awal kanker seperti di atas, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Guna mendeteksi kanker sedini mungkin, ada baiknya Anda juga melakukan pemeriksaan rutin, terlebih jika memiliki riwayat kanker dalam keluarga.
Bila diperlukan, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan skrining kanker, seperti mamografi, pap smear, dan pemeriksaan tumor marker.
Selain itu, upayakan untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, mengelola stres dengan baik, dan menghindari asap rokok, guna menekan risiko menderita kanker.
Komunitas Kanker Semarang
Berikut ini cerita salah satu komunitas kanker yang ada di Semarang
Komunitas Suluh Hati Semarang
Vonis mengidap kanker payudara bisa menjadi ‘kiamat’ bagi penderita yang tidak siap menerima penyakit tersebut. Sebagian mereka akan menjadi kecil hati, bahkan menarik diri dari masyarakat.
1. Cerita pejuang kanker payudara
Namun, sikap itu tidak berlaku bagi Shinta Roselyne. Perempuan berusia 52 tahun itu merupakan pejuang kanker payudara.
Ia divonis mengidap kanker payudara pada tahun 2019. Awalnya Shinta tidak menyadari jika memiliki penyakit tersebut di tubuhnya. Hal itu diketahui saat ia mandi dan melakukan Sadari (periksa payudara sendiri).
“Awal mengetahui terkena kanker payudara adalah karena saya rutin melakukan Sadari (periksa payudara sendiri, red), dan suatu hari saya menemukan benjolan kecil di bawah payudara. Benjolan itu lalu hilang dan muncul lagi di tempat yang sama,’’ tuturnya.
Tanpa berpikir panjang, Shinta langsung ke dokter dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hingga akhirnya diketahui bahwa benjolan di tubuhnya itu kanker payudara stadium satu.
‘’Saya langsung kontrol ke dokter, syukurlah masih stadium satu, langsung ditangani, dan puji Tuhan karena diketahui sejak dini, sehingga ada kesempatan besar untuk sembuh,’’ ujarnya.
Namun, perjuangan untuk pulih dan kesempatan hidup lebih lama dilakukan Shinta dengan berbagai upaya. Ia harus melakukan biopsi, pengobatan hingga menjalani delapan kali kemoterapi untuk mengalahkan penyakit kanker payudara itu.
2. Bertahan hidup karena dikelilingi support system
Untungnya saat menjalani episode kehidupan sebagai pasien kanker payudara, Shinta tidak sendiri. Ia mampu bertahan dan semangat untuk tetap hidup karena dikelilingi support system seperti suami, keluarga, teman, dan komunitas penyintas kanker payudara Cancer Information and Support Center (CISC) Suluh Hati Semarang
‘’Dukungan itu saya butuhkan hingga hari ini. Dari kondisi sakit luar biasa, sekarang saya terima kasih dan bersyukur sama Tuhan ternyata saya bisa melewati. Kini saya sudah bisa kembali beraktivitas dengan normal,’’ ungkapnya.
Melalui Komunitas CISC Suluh Hati Semarang, Shinta bisa mengetahui berbagai informasi tentang penyakit kanker, rekomendasi dokter, dan pengobatan. Bahkan, sesama anggota dan penyintas di sana juga saling memberikan dukungan seperti mengingatkan jadwal kontrol ke dokter.
Untuk diketahui, Komunitas CISC Suluh Hati Semarang sendiri sudah berdiri sejak tahun 2008. Selama 16 tahun komunitas tersebut merangkul para pejuang dan penyintas kanker seperti kanker payudara, serviks, kelenjar getah bening, ovarium, dan masih banyak lagi.
Adapun, mayoritas yang tergabung dalam komunitas tersebut adalah penderita kanker payudara.
Keberadaan komunitas ini untuk memberikan dukungan dan informasi yang tepat bagaimana perawatan kanker dan menjadi jembatan komunikasi bagi dokter di rumah sakit.
Ada 450 pejuang kanker di CISC Suluh Hati
Ketua Komunitas CISC Suluh Hati Semarang, Cahyaning Puji Astuti mengungkapkan, sampai dengan bulan Oktober ini yang bergabung ke komunitas ada 450 pejuang kanker dan penyintas.
Dari jumlah tersebut kasus kanker payudara mendominasi dan angkanya selalu meningkat dari tahun ke tahun.
‘’Kanker payudara jenisnya banyak dan jumlah kasusnya juga banyak. Jadi, kami tidak akan memberikan celah, kalau sudah ada diagnosa apalagi sudah stadium Her2 positif, kami mendorong mereka melakukan pengobatan.
Jangan cari pengobatan lain dulu, kami ajak mereka untuk langsung treatment medis dulu. Sebab, medis sudah ada penelitiannya, sudah jelas dan bisa dipertanggungjawabkan,’’ katanya.
Komunitas CISC Suluh Hati ini berupaya memberikan semangat agar para penderita kanker payudara berada di jalan yang benar. Artinya, komunitas mengarahkan mereka ke dokter yang sesuai bidangnya dan memotivasi penderita agar tidak takut.
‘’Kami selalu sampaikan dan berikan semangat untuk jangan takut, karena kanker tidak semenakutkan yang kita kira. Selama cepat penanganannya, semakin dini ditemukan, kesempatan sembuh semakin besar,’’ kata perempuan yang akrab disapa Naning.
Galakkan metode MDT dan sentuhan holistic
Saat ini CISC Suluh Hati tengah menggalakkan multi discipline team (MDT) sebagai metode perawatan penyakit kanker. Tujuannya adalah agar penderita kanker bisa dengan benar mengambil langkah untuk kesuksesan pengobatan.
‘’Pertama, kalau sudah tahu sakit kanker payudara harus kemana, yakni ke dokter spesialis penyakit dalam untuk konsultan hematologi onkologi medik.
Selanjutnya melakukan skrining, dari diagnosa ini akan menentukan dokter akan bekerja sama dengan siapa saja, apakah dokter bedah, radiologi atau dokter gizi. MDT ini semakin digalakkan agar pasien kanker yang sudah didiagnosa tidak salah arah,’’ jelas Naning.
Selanjutnya, komunitas berperan untuk mengedukasi para penyintas dan pejuang kanker bahwa pengobatan penyakit itu membutuhkan waktu lama dan harus disiplin.
Maka itu, antar anggota akan saling mengingatkan satu sama lain. Sebab, tidak berarti setelah kemoterapi pengobatan selesai. Sehingga selain melalui metode MDT, CISC Suluh
Hati juga mengajak para penyintas dan pejuang kanker untuk memberdayakan diri dengan sentuhan holistik.
‘’Kami menyadari bahwa sakit kanker ini tidak hanya mengandalkan pengobatan seperti rumah sakit bagus, dokter bagus atau obat bagus, tetapi kita harus mau memberdayakan diri kita secara holistik.
Maka, kami ada bareng-bareng punya jargon ‘sentuhan holistik sembuhkan kanker’,’’ terang Naning yang juga penyintas kanker kelenjar getang bening itu.
Melalui sentuhan holistik, ia mengajak para penderita kanker untuk menyadari diri sendiri sebagai manusia yang punya keterbatasan.
‘’Holistik ini sifatnya menyeluruh dari ujung kepala hingga kaki. Bagaimana kita bahagia, olahraga, rilesk, hipnoterapi, mengenalkan essential oil. Kegiatan ini tujuannya untuk apa?
Sakit kanker ini perjalanan spiritual hidup kita, nggak ada yang salah dengan sakit kanker, yang ada adalah kita diajak lebih baik lagi untuk mempersiapkan yang baik ke depannya.
Kita nggak pernah tahu umur kita sampai usia berapa. Yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki hidup ke depan, bermanfaat, dan berbagi dengan sesama agar lebih semangat,’’ tandasnya.
Demikianlah pembahasan mengenai Komunitas Kanker Semarang. Semoga dapat berguna untuk kita semua, sekian terima kasih.