Grup WA Loker Sibolga – Kota Sibolga adalah sebuah wilayah administratif di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Kota ini terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar kurang lebih 350 km dari Kota Medan.
Kota ini dibentuk berdasarkan UU Darurat Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Besar, dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara.
Sebelumnya, Sibolga merupakan ibu kota Karesidenan Tapanuli yang meliputi Kabupaten Nias, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
Sibolga memperingati hari jadi kota pada 2 April 1700. Pada tahun 2023 ini, Kota Sibolga merayakan hari jadinya yang ke-323 tahun.
Kota Sibolga, dengan luas wilayah 10,77 kilometer persegi dan penduduk berjumlah 90.366 jiwa, adalah kota terkecil ketiga di Indonesia setelah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, dan Kota Cirebon, Jawa Barat.
Kota Sibolga secara administratif terdiri dari 4 Kecamatan dan 17 Kelurahan. Saat ini, kota ini dipimpin oleh Wali Kota H. Jamaluddin Pohan dan Wakil Wali Kota Pantas Maruba Lumban Tobing untuk periode 2021–2025.
Dalam sejarahnya, pada abad ke-19, Pemerintah Belanda memilih dan mengembangkan wilayah kecil ini sebagai kota bandar karena lokasi Sibolga berada di teluk dengan barisan pulau kecil sehingga terlindungi dari terjangan gelombang.
Sejak tahun 1956, Sibolga menjadi daerah otonom yang mengandalkan Pelabuhan Laut Sibolga dan potensi perairannya sebagai sumber kehidupan penduduk.
Sebagai kota pelabuhan, kota ini menjadi lalu lintas barang dari laut. Kota ini juga mendapat julukan kota ikan karena sumber daya laut yang tersedia dan menjadi salah satu mata pencaharian utama penduduk.
Sebagai kota bahari, Sibolga identik sebagai pusat perdagangan antarpulau dan antarnegara, terutama hasil dari laut. Kota dengan kekayaan beberapa pantai menjadi tempat berlabuh pelaut dari berbagai penjuru negeri sehingga penginapan pun terus tumbuh.
Pada masa pemerintahan Belanda, Sibolga mengalami perkembangan sangat pesat, terutama setelah dijadikannya Sibolga menjadi Ibu Kota Keresidenan.
Setelah Sibolga ditetapkan menjadi ibu kota Keresidenan Tapanuli, Sibolga pun dengan fungsinya untuk menampung kegiatan pemerintahan, perdagangan dan pelabuhan. Hanya beberapa tahun saja Sibolga berubah menjadi sentrum Tapanuli.
Pelabuhannya menyedot banyak kapal niaga antarnegara dan pula, ribuan saudagar dan jutaan manusia mengimpikan untuk tinggal di Sibolga. Sibolga menunjukkan peranannya di pantai barat Sumatera.
Pada masa awal kemerdekaan, Kota Sibolga sempat menjadi ibu kota Keresidenan Tapanuli di bawah pimpinan seorang residen. Sesuai Surat Keputusan Residen Tapanuli No.999 yang dikeluarkan tanggal 19 November 1946, Kota Sibolga menjadi sebuah daerah otonom.
Penduduk Kota Sibolga pada tahun 2022 tercatat sebanyak 90.366 jiwa yang terdiri atas 45.335 jiwa penduduk laki-laki dan 45.031 jiwa penduduk perempuan. Dengan proporsi itu, besarnya rasio jenis kelamin sebesar 100,7 persen.
Kepadatan penduduk di Kota Sibolga tahun 2022 mencapai 8.391 jiwa/km persegi. Kepadatan Penduduk di seluruh kecamatan di Kota Sibolga cukup beragam.
Kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Sibolga Sambas dengan kepadatan sebesar 12.568 jiwa/km persegi dan terendah di Kecamatan Sibolga Kota sebesar 5.590 jiwa/km persegi.
Di sektor tenaga kerja, pada tahun 2022 secara umum sektor jasa paling banyak menyerap tenaga kerja di Kota Sibolga, yaitu 68,46 persen. Sementara itu, sektor manufaktur atau industri pengolahan berkontribusi 18,19 persen dalam menyerap tenaga kerja di Kota Sibolga.
Kota ini dijuluki ”Negeri Berbilang Kaum” karena dihuni beragam etnik, yaitu Batak, Minangkabau, Jawa, Melayu, Bugis, dan Tiongkok.
Kota Sibolga termasuk daerah yang pembangunan manusianya tergolong baik. Hal ini terlihat dari nilai IPM-nya yang tinggi.
Angka IPM Sibolga pada tahun 2022 tercatat mencapai 74,74, meningkat dibanding pencapaian pada tahun 2021 sebesar 73,94. Capaian IPM-nya berada pada urutan kedua dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Utara.
Dari komponen pembentuk IPM, tercatat umur harapan hidup selama 69,77 tahun pada 2022. Kemudian harapan lama sekolah mencapai 13,30 tahun dan rata-rata lama sekolah mencapai 10,43 tahun.
Untuk pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan mencapai Rp 12,135 juta per kapita per tahun. Di sisi kesejahteraan penduduknya, BPS Kota Sibolga mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2022 sebesar 7,05 persen atau sebanyak 2.953 jiwa.
Sementara itu, tingkat kemiskinan di Kota Sibolga tercatat mencapai 11,47 persen atau sekitar 10,05 ribu jiwa pada 2022 dengan nilai garis kemiskinan pada tahun 2022 sebesar Rp 516.367.
Jumlah ini naik jika dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 10,80 ribu atau 12,33 persen dari total jumlah penduduk Kota Sibolga. Tingkat kemiskinan di Kota Sibolga itu masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan delapan kota lain di Provinsi Sumatera Utara.
Kota Sibolga telah lama dikenal dengan potensi kemaritiman sebagai kota pelabuhan dan kota perdagangan. Perekonomian Kota Sibolga ditopang oleh sektor perdagangan, pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Perekonomian Kota Sibolga yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2022 mencapai Rp 6,34 triliun, sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 3,74 trilun.
Dari total perekonomian itu, struktur perekonomian Kota Sibolga didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 27,24 persen; pertanian, kehutahan dan perikanan sebesar 18,61 persen; serta kontruksi sebesar 12,18 persen.
Di sektor perdagangan, Kota Sibolga memilik 6 pasar, toko 303, kios 690, dan warung sebanyak 50 pada tahun 2022. Adapun jumlah pedagangnya tercatat sebanyak 1.810 orang.
Di sektor perikanan, lokasi Sibolga yang berada di pinggir pantai menjadikan sektor perikanan khususnya subsektor perikanan tangkap menjadi salah satu sektor pencaharian utama penduduknya.
Subsektor perikanan tangkap laut memberikan kontribusi produksi terbesar pada sektor perikanan. Produksi perikanan tangkap laut di Kota Sibolga pada tahun 2021 sebesar 31.653 ton. Sementara itu, untuk produksi perikanan budidaya pada tahun 2021 sebesar 36,50 ton.
Pada tahun 2020, sebanyak 766 rumah tangga bekerja di subsektor perikanan tangkap laut dan sebanyak 395 rumah tangga bekerja di subsektor perikanan budidaya.
Kecamatan dengan rumah tangga terbanyak bekerja di perikanan tangkap di Kecamatan Sibolga Selatan sebanyak 262 rumah tangga. Sedangkan untuk perikanan budaya, paling banyak berasal dari Sibolga Utara sebanyak 219 rumah tangga.
Di bidang keuangan daerah, realisasi pendapatan daerah tahun 2022 tercatat Rp 623,59 miliar. Dari jumlah itu, dana perimbangan masih menyumbang kontribusi terbesar dengan nilai sebesar Rp 509,49 miliar.
Sementara pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 82,39 miliar dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 4,80 miliar.
Di sektor pariwisata, Kota Sibolga memiliki berbagai potensi wisata, mulai dari wisata alam hingga wisata sejarah. Pulau-pulau yang berpotensi menjadi destinasi wisata bahari adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Panjang, dan Pulau Sarudik.
Bagi pecinta petualangan, terdapat beberapa tempat seperti Puncak Gunung Tor Simarbarimbing, Puncak Gunung Santeong dan Puncak Pemancar TVRI.
Selain itu, ada pula obyek wisata sejarah seperti Gua Sikaje-Kaje, Gua Tangga Seratus, Benteng Sihopo-hopo, Benteng di Simaremare, dan Benteng di Bukit Ketapang.
Nah, bagi kalian yang ingin mengetahui seputar loker Sibolga kalian bisa gabung dengan Grup WA Loker Sibolga.
Itulah informasi yang bisa kami bagikan, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat dan terima kasih telah membaca.