Grup Cari Jodoh Banjarmasin – Banjarmasin adalah tempat terbaik untuk merasakan pengalaman budaya urban khas Kalimantan. Terletak di daratan persimpangan sungai Barito dan Martapura, Banjarmasin dengan kota Banjarbaru, saat ini menjadi pusat kota metropolitan terbesar ke-9 di Indonesia.
Sejak dulu hingga kini, Banjarmasin merupakan kota pelabuhan terpenting di pulau Kalimantan. Bagaimana tidak, kota ini punya banyak aliran sungai yang luas yang telah menjadi rumah bagi orang Banjar (etnis asli Banjarmasin) sejak dahulu kala. Hingga kini,
Kamu dapat menemukan pasar terapung dimana para petani dan pedagang menjajakan hasil bumi mereka di atas kapal tiap pagi. Atraksi utama kota ini adalah wilayah pinggiran kota yang dilintasi oleh kanal-kanal, tempat sebagian besar perdagangan kota ini berlangsung di atas air.
Pasar terapung yang paling terkenal adalah Pasar Terapung Muara Kuin yang terletak di atas Sungai Barito. Di pasar terapung,
Kamu bisa mengamati lalu lintas segala jenis perahu yang mengangkut pisang, udang, ikan, ubi, bayam, kelapa, rempah-rempah, cabai hingga rambutan dan buah apapun sesuai dengan musimnya.
Transaksi di atas perahu antar pedagang menjadi pemandangan sehari-hari jika berkunjung ke tempat ini.
Setiap suku memiliki kelebihan masing-masing. Begitupula dengan suku Banjar. Orang asli keturunan Banjar harus diakui memiliki daya tarik dan pikat tersendiri. Pesona kepribadian, paras maupun apa yang disukai orang Banjar ternyata juga banyak disukai orang di luar suku asli penduduk Kalimantan ini.
- Orang Banjar itu Lucu
Karakter yang banyak disukai orang dari kelebihan orang Banjar adalah lucu. Jiwa sosialita yang tinggi dari orang Banjar ternyata telah mendorong krakter kocak orang banjar ini muncul di setiap kesempatan bertemu.
Tidak heran, setiap kali bertemu dengan sesama teman, obrolan orang Banjar selalu diwarnai humor yang mengundang gelak tawa.
Anda bisa membuktikannya sendiri. Entah itu di warung, sedang bermain kartu, ataupun sedang kerja serius pun orang banjar selalu memiliki selera humor yang tinggi. Jadi, jangan heran kalau setiap anda lewat di depan orang banjar, selalu terdengar gelak tawa. Betul apa betul..?
- Orang Banjar itu Religius
Selain lucu, orang banjar juga dikenal banyak orang sebagai warga yang memiliki kepribadian yang religius. Kehadiran pondok pesantren, ulama kharismatik di Banjar telah mendorong cara berfikir orang Banjar menjadi pribadi yang agamis.
Banyak mushola, masjid, dan majelis-majelis ilmu di Banjar menjadi ciri identitas bahwa orang Banjar itu memang religius.
Orang Banjar itu Setia Kawan Meskipun ada istilah “Kawan Jua Penjahatnya” sebenarnya orang banjar itu setia kawan. Perasaan tidak tegaan, mudah berempati sejatinya adalah karakter asli orang Banjar itu sendiri.
Meski Orang Banjar itu memiliki perasaan sensitif, namun percayalah, orang banjar meski mudah marah, dia juga mudah memaafkan. Kelebihan orang banjar ini juga suka menolong, royal dan tidak pelit.
- Orang Banjar itu Suka Makan
Kekayaan kuliner khas Banjar tak bisa dipungkiri telah menstimulus kebanyakan orang Banjar menyukai kuliner, suka icip-icip. Tak sedikit kuliner khas Banjar juga populer sampai ke daerah lain.
Soto Banjar, Nasi Kuning, Masakan Habang, Ketupat Kandangan, Mandai, Cacapan, Papuyu Baubar, Baung Bakar, Ikan Wadi adalah sebagian kuliner khas yang membuat orang-orang pendatang pun terpikat dibuatnya.
Karena itu, tak heran hanya di Banjar saja ada warung yang menyajikan puluhan jenis menu makanan seperti Warung 41 di Martapura. Terbayang kan puluhan jenis makanan enak-enak.. dijamin bikin berat badan bertambah.
- Orang Banjar itu Cantik dan Ganteng-ganteng
Baik yang keturunan asli Banjar maupun campuran suku lain, Orang Banjar memiliki struktur wajah yang khas. Orang Banjar cenderung memiliki wajah oval, bulu mata lentik dan alis yang tebal.
Bikin mata betah lama-lama memandang.Coba bayangkan, kurang apa lagi orang banjar. Sudah religius, humoris, cantik dan ganteng, baik hati, tidak sombong, suka menolong, sempurnalah sudah syarat jadi calon pendamping hidup. Anda tertarik mencari kekasih orang Banjar?
Mencari jodoh susah-susah gampang. Jika memang rezeki, mudah ditemukan. Tapi kalau apes, sulitnya minta ampun. Bagi Anda yang merasa kesulitan, coba saja tengok komunitas Cari Jodoh Buhan Banjar (CJBB).
Terbentuk tiga tahun silam. Tepatnya 12 Februari 2015. Didirikan oleh perempuan bernama Dyah Sheba.
Bukannya kebetulan. CJBB memang sengaja dibentuk untuk mereka yang kebelet cari jodoh. Dyah sendiri saat mendirikannya masih berstatus janda.
Bermula ketika Dyah berusaha mencari pasangan hidup. Dia tak ingin lagi menjanda setelah tiga tahun. Perempuan kelahiran 1975 itu akhirnya termotivasi membuat sebuah grup di Facebook.
Usahanya melalui grup tersebut membuahkan hasil. Beberapa bulan kemudian, dia akhirnya bertemu sesosok pria yang mau menerimanya sebagai istri. Singkat cerita, 22 Maret 2015 mereka akhirnya menikah.
Sampai saat ini pesertanya sudah mencapai 17.312 anggota ini sudah mempertemukan pasangan sesama anggota sebanyak 85 pasangan yang sudah menikah. Semuanya tersebar di seluruh wilayah Kalsel. Paling banyak berada di Banjarmasin.
“Yang terverifikasi itu mereka yang sudah mengisi biodata saat kopi darat,” sebut ibu dua anak itu.
Sejauh ini CJBB sudah mempersatukan sebanyak 25 pasangan. Semuanya telah terikat secara resmi dalam status menikah.
Misi komunitas ini tak cuma mempertemukan mereka yang belum pernah menikah. Tapi juga orang-orang seperti Dyah. Pernah berumah tangga, namun gagal. Dan ingin punya pasangan lagi.
CJBB tak cuma intens melakukan diskusi atau saling curhat di medsos. Mereka juga sering kopi darat (kopdar). Datang dari berbagai macam kalangan dan latar belakang. Mulai dari dosen, pengusaha, karyawan swasta hingga tukang parkir.
Lalu, apa saja yang dilakukan saat kopdar? Paling utama, saling mengenal satu sama lain. Kemudian melakukan kegiatan positif seperti bakti sosial. “Semisal ada penggalangan dana kami juga kumpul-kumpul di base camp,” kata Dyah.
Bagi Anda yang ingin berinteraksi, coba saja mampir ke angkringan Bang Johan Benua Anyar. Biasanya mereka berkumpul di sana tiap Rabu dan Sabtu malam. Intensitasnya sebulan sekali. Kalau di Banjarbaru, ada di Depot Soto Bang Bale Katang Anyar.
Grup Cari Jodoh Banjarmasin
- https://www.facebook.com/groups/403193778108765/
- https://www.facebook.com/groups/145020356126052/
- https://www.facebook.com/groups/2038885713090463/
- https://www.facebook.com/groups/195712183941755/
- https://www.facebook.com/groups/327199245485806/
- https://www.facebook.com/groups/522957748276048/?locale=id_ID
Setiap orang tentu tak ingin sembarangan dalam memilih pasangan hidup. Hal tersebut bagi orang Banjar dinilai cukup penting. Buktinya, ada tradisi untuk menghitung kehidupan perjodohan.
Sebut saja Mushtafa. Ia nampak sudah yakin akan wanita pilihannya. Mushtafa pun bercerita pada ayahnya untuk meminta restu. Kebetulan, ayahnya cukup kuat memegang tradisi.
Ayahnya itu kemudian mengambil secarik kertas lengkap dengan pena. Mushtafa lantas diminta menyebutkan nama wanita pilihannya. Sang ayah pun mulai mencoret-coret kertas tersebut.
Seperti diungkapkan Alfani Daud. Sebelum peminangan, masyarakat Banjar biasanya melakukan perhitungan aksara nama calon jodohnya. “Caranya dengan menghitung sendiri atau bertanya kepada ahlinya, tentang baik tidaknya kalau dia kawin dengan orang yang dipilihnya itu,” katanya.
Menurutnya, hal ini dilakukan sebagai antisipasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Perhitungan aksara nama ini lazim dalam masyarakat Banjar disebut ”Babilangan”.
Maksudnya ialah menghitung nilai huruf yang ada pada nama calon mempelai pria dan wanita yang akan dijodohkan. Penghitungan dilakukan berdasarkan nilai huruf Arab (Hija’iyah).
Salah satu cara menghitung yang diungkapkan Profesor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari itu, kedua nilai angka calon suami isteri itu dijumlahkan, dan hasilnya dibagi tiga. Angka sisa meramalkan keadaan kehidupan (calon) suami isteri pada tahap permulaan.
Hasil penjumlahan tadi juga dibagi lima. Angka sisa meramalkan keadaan kehidupan mereka pada tahap pertengahan. Terakhir dibagi tujuh dan angka sisa akan meramalkan tahap akhir kehidupan mereka.
“Hasil ramalan dinyatakan dengan lambang-lambang tertentu yang menggambarkan keadaan suami isteri. Biasanya tidak ditanyakan lebih lanjut,” ujar Alfani Daud.
Sebagai contoh, nama Mushthafa dengan ‘Aisyah, jumlah dari nama Mushthafa adalah M (م)= 4 Th (ط)= 4, dan Fa (ف)= 10 maka jumlahnya adalah 18 (4+4+10=18), sedangkan Aisyah adalah ‘A (ع)= 3, A (ا) = 1, dan Sya (ش)=12, (3+1+12=16) maka jumlahnya adalah 16. Jika dijumlahkan nama keduanya adalah 18+16= 34.
Caranya adalah 34:3 = sisanya adalah 1, maka keadaan suami pada tahap awal adalah satu dinyatakan sebagai “abu di atas tunggul”, yaitu suatu hubungan suami isteri yang sangat goyah atau rezekinya yang tidak menentu.
Kemudian 34:5, maka tersisa 4, Angka sisa empat yang dinyatakan sebagai “mantri suka” (mantri pejabat kesultanan), keadaan suami isteri yang kerjanya hanya suka-sukaan saja.
Kemudian 34:7=, sisanya adalah 6, maka Angka sisa enam dinyatakan sebagai “raja ketunungan”, keadaan suami isteri yang pada akhir masa perkawinannya hidup melarat atau sengsara karena adanya musibah yang menimpa mereka.
Itulah detail pembahasan mengenai grup cari jodoh Banjarmasin. Semoga bermnafaat untuk kita semua, sekian terima kasih.