Grup Telegram Berita Terkini Mataram – Mataram adalah kerajaan Islam terbesar terakhir di Jawa sebelum terbagi menjadi Surakarta, Yogyakarta, Mangkunagaran dan Pakualaman. Setelah keruntuhan Mataram pada abad berikutnya pulau Jawa dalam kolonialisme Belanda.
Bagi sebagian orang Jawa, Kesultanan Mataram, khususnya era Sultan Agung, dikenang sebagai kebanggaan masa lalu yang gemilang, karena Mataram menjadi kerajaan terakhir Islam terbesar di Jawa.
Berikut ini beberapa berita terkini yang ada di Mataram.
- Objek wisata eks Pelabuhan Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang baru tuntas direvitalisasi makin menarik turis lokal dan asing untuk berkunjung. Kunjungan wisatawan meningkat tajam sejak eks Pelabuhan Ampenan diresmikan beberapa waktu lalu.
“Setelah direvitalisasi, peningkatan (wisatawan) jadi sangat signifikan,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Mataram, Cahya Samudra, Dispar Mataram telah melakukan uji petik terkait kunjungan turis ke eks Pelabuhan Ampenan.
Hasil uji petik, objek wisata itu bisa kedatangan 1.000 kendaraan roda dua. Jika satu motor diisi dua penumpang, maka eks Pelabuhan Ampenan bisa kedatangan 2.000 turis. Jumlah itu belum ditambah dari wisatawan yang berkunjung memakai kendaraan roda empat dan sebagainya.
“Peningkatan wisatawan ini kian meningkat setelah penggunaan eks Pelabuhan (Ampenan) makin terpromosikan.
Salah satunya dari berbagai event-event yang kerap diselenggarakan di eks Pelabuhan Ampenan ini, mulai dari kegiatan senam hingga kegiatan yang melibatkan pihak ketiga,” tutur Cahya.
Jumlah pengunjung, jelas Cahya, biasanya kian meningkat jelang sore hari atau ketika sebelum matahari terbenam. Guna menjaga kebersihan di eks Pelabuhan Ampenan, Dispar Mataram menurunkan sejumlah personel untuk membersihkan sampah sisa wisatawan maupun pedagang.
“Untuk perawatan pembersihan kami lakukan di jam-jam puncak (keramaian), seperti di jam 16.30-17.30 Wita, pada saat orang-orang sedang sunset-an,” terang Cahya.
Selain itu, Dispar Mataram juga menggunakan speaker untuk mengimbau wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan. Sebab, sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Pengunjung dan pedagang juga harus ikut andil sehingga kebersihan tetap terjaga.
“Kalau satu pengunjung (menghasilkan) satu sampah, maka ada 2.000 sampah. Makanya kami juga gunakan media pengeras suara untuk mengingatkan (buang sampah di tempatnya),” beber Cahya.
Sebagai informasi, revitalisasi eks Pelabuhan Ampenan menghabiskan anggaran sekitar Rp 4,5 miliar. Kawasan ini dilengkapi beberapa fasilitas, yakni 32 kios kuliner, 17 gazebo, lahan parkir luas, amphitheater mini, anjungan, gerbang utama hingga plaza kuliner seluas 928 meter persegi.
2. Viral di media sosial, video pria aneh di Mandalika yang membayar kopi di sebuah warung menggunakan kuitansi pembayaran bertuliskan Tuhan Yang Maha Esa.
Tak hanya membayar kopi, kuitansi fiktif dari Tuhan YME itu juga digunakan si pria untuk membayar jasa ngecas ponsel. Kejadian ini terjadi di salah satu warung makan di Jalan TGH Faesal, Mandalika, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram.
Dalam video berdurasi 59 detik yang viral, terlihat seorang pria menunjukkan kuitansi dengan nominal Rp 50 ribu. Tertulis dalam kuitansi tersebut, uang tersebut dibayarkan oleh ‘Tuhan Yang Maha Esa’ untuk keperluan kopi hitam dan jasa pengecasan ponsel atas nama Ghizky Zetira Fernanda.
“Kok aneh sekali ya, bayarnya pakai kayak gini, nominalnya Rp 50 ribu (di kwitansi). (Telah diterima dari) tuhan yang maha esa, Rp 50 ribu untuk pembayaran Ghizky Zetira Fernanda. (Buat bayar) kopi hitam (dan) numpang ngecas. Itu orangnya di luar (kayaknya stres),” ucap seorang pria dalam video tersebut.
Menanggapi viralnya video itu, Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Lalu Samsul Adnan, mengatakan akan menurunkan satuan tugas (satgas) untuk mengecek kondisi pria tersebut. Pria itu diduga mengalami gangguan jiwa.
“Kejadian ini unik, dan baru pertama kali kami lihat, ada orang yang makan, tapi bayar pakai kuitansi nggak jelas. Kami akan cek langsung ke lapangan sekarang, informasi ini kami tindak lanjuti hari ini juga,” kata dia, Kamis (17/4/2025).
Jika pria tersebut terindikasi mengalami gangguan jiwa, Samsul menyebut Dinas Sosial Mataram akan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB untuk mendapatkan penanganan medis.
“(Tapi) kita lihat hasil asesmennya dulu, kami belum tahu hasilnya apa. Tapi kalau dia memang ada (indikasi) gangguan mental, tentu akan kita tindak lanjuti ke Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma, tentu dengan kerjasama Dinkes Mataram,” ujarnya.
Samsul juga mengimbau masyarakat Mataram untuk segera melapor jika menemukan orang dengan indikasi gangguan mental, gelandangan, atau pengemis. Dinas Sosial telah membuka layanan aduan 24 jam melalui hotline ‘Aduan Lapor’ dan Pusyansos.
“Silahkan kirim aduan ke Aduan Lapor atau ke hotline Pusyansos, kami buka layanan aduan 24 jam,” tandasnya.
3.Seorang remaja berinisial MRP (15 tahun) warga Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur mencoba melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menggantung diri rumah ibunya belum lama ini.
Korban yang masih berstatus pelajar kelas 2 SMP tersebut mencoba bunuh diri diduga gara-gara dimarahi orang tuanya karena merusak sepeda listrik milik adiknya. Korban pun mengurung diri di dalam kamar.
Bahkan menolak pergi sekolah. Kemarahan korban memuncak ketika meminjam sepeda motor pun ditolak, sehingga memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya menggunakan tali nilon yang diikatkan di kayu usuk.
Kasus gantung diri korban ini, pertama kali dilihat oleh sepupunya yang berumur 10 tahun yang baru pulang dari wilayah Labuham Haji, melihat korban tergantung saksi kaget dan langsung berteriak memanggil keluarganya yang ada di rumah.
Pihak keluarga pun yang mendengar teriakan pun langsung mendatangi suara teriakan, dan beramai ramai menurunkan korban dari gantungan.
Karena dilihat masih bernafas korban pun dilarikan ke Puskesmas l,karena keterbatasan peralatan korban di rujuk ke rumah sakit Dr Soejono Selong untuk mendapat perawatan intensif.
Kapolsek Selong Iptu Hadi melalui Kasi Humas AKP Nicolas Osman yang di konfirmasi membenarkan adanya laporan kasus percobaan bunuh diri tersebut, “Anggota telah mendatangi TKP dan melakukan olah TKP, termasuk.melakukan visum,” katanya.
Kasus percobaan bunuh diri ini menurutnya, dilatarbelakangi kurang mendapat perhatian orang tua. Termasuk kerap keinginanya korban diabaikan dan perhatian prioritas adiknya.
- Warga Kecamatan Selaparang dan keluarga K, balita berusia 4 tahun yang menjadi korban pelecehan seksual laki-laki berinisial FR (37), Senin (14/4/2025) mendatangi Mapolresta Mataram.
Mereka mempertanyakan langkah lamban aparat kepolisian dalam penanganan kasus kejahatan seksual terhadap balita perempuan itu.
“Kami tidak terima jika pelaku dilepas begitu saja, warga sudah sabar ini, menahan diri, warga bisa ditahan agar tidak menghakimi pelaku, tapi kalau begini, pelaku dilepaskan, kami tidak bisa terima,” kata Alfian, aparat RT setempat.
Warga mendesak aparat kepolisian segera menangkap pelaku sebelum massa bergerak membakar rumah pelaku dan menghakimi pelaku, yang menurut warga seolah tak menyesali perbuatannya.
Menurut dia, yang tidak bisa diterima warga yakni ketika istri pelaku justru mendukung perbuatan jahat suaminya.
Sang istri diduga memberi makanan pada 3 anak lain di teras ketika suaminya memaksa korban masuk ke dalam rumah dan menjadi korban kejahatan seksual tersebut.
Warga dan keluarga korban ditemui Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili di Gedung bagian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Mataram.
Korban yang digendong keluarganya tampak ketakutan. Ia terus memeluk ibunya. Sementara itu, tiga anak anak lain yang bermain bersama korban saat kejadian, dihadirkan bersama orangtua mereka, yaitu R, E, dan Z. Korban, ibunya, dan tiga anak lainnya itu diminta ke ruang pemeriksaan dengan didampingi tim Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram.
Kuasa hukum korban, Johan Rahmatullah mengatakan bahwa kasus ini harus dan wajib menjadi atensi aparat kepolisian, karena kejadian ini menimpa balita perempuan. Insiden ini membuat keluarga sangat terpukul dan korban trauma.
Johan menyampaikan, pada Rabu (9/4/2025) saat bermain bersama teman-temannya, korban dipanggil oleh istri pelaku lalu diberi makanan mi.
“Saat itulah korban K dipanggil oleh istri dan pelaku ke dalam rumah, sementara kawan kawannya ini bermain di teras rumah pelaku,” kata Johan. Korban terdengar menangis dan minta keluar dari rumah. Salah seorang kawan korban yang juga masih balita, yakni R mendorong pintu rumah pelaku tetapi terkunci.
Grup Telegram Berita Terkini Mataram
Demikianlah detail informasi mengenai grup telegram berita terkini Mataram. Semoga berguna untuk kita semua, sekian terima kasih.