Contoh Huruf Vokal dalam Bahasa Sunda, Lengkap!

Huruf Vokal dalam Bahasa Sunda

Linkgrupwa.comHuruf Vokal dalam Bahasa Sunda Pengertian, Jenis, dan Penggunaannya. Bahasa Sunda adalah salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia yang digunakan oleh masyarakat di wilayah Jawa Barat, Banten, dan sebagian Jawa Tengah. Seperti halnya bahasa lainnya, Bahasa 

Sunda memiliki sistem fonologi yang terdiri dari huruf vokal dan konsonan. Dalam artikel ini, kita akan fokus membahas tentang huruf vokal Bahasa Sunda secara mendalam, termasuk jenis, pelafalan, serta contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Huruf Vokal dalam Bahasa Sunda 

Secara umum, huruf vokal adalah huruf yang dilafalkan tanpa hambatan udara di saluran suara. Dalam alfabet Latin yang digunakan di Bahasa Indonesia dan Sunda, huruf vokal terdiri dari:

a, i, u, e, o.

Kelima huruf ini juga digunakan dalam Bahasa Sunda, tetapi pelafalannya memiliki keunikan tersendiri.

Huruf Vokal dalam Bahasa Sunda

Bahasa Sunda mengenal enam vokal utama, yaitu:

a, i, u, é, e, o

Ya, dalam Bahasa Sunda, ada dua vokal yang dalam penulisan Indonesia sering terlihat sama yaitu “e”, tetapi dalam pelafalannya berbeda:

  • é (é taling) → dibaca seperti “é” dalam kata es krim.
  • e (pepet) → dibaca seperti “e” dalam kata lembut.

Berikut adalah penjelasan masing-masing vokal:

  1. Vokal “a”
  • Pelafalan: Dibaca seperti “a” pada kata papan atau bapak.
  • Contoh dalam Bahasa Sunda:
  • bapa (ayah)
  • saha (siapa)
  • mana (mana)

Vokal “a” dalam Bahasa Sunda sangat dominan, terutama di akhir kata. Misalnya: kumaha (bagaimana), kumaha damang? (apa kabar?).

  1. Vokal “i”
  • Pelafalan: Seperti “i” pada kata sisi atau bibi.
  • Contoh dalam Bahasa Sunda:
  • sisi (pinggir)
  • bisi (kalau-kalau)
  • hiji (satu)

Vokal “i” banyak digunakan dalam angka dan kata kerja bentuk dasar, misalnya mimitian (memulai).

  1. Vokal “u”
  • Pelafalan: Seperti “u” pada kata tulisan atau guru.
  • Contoh dalam Bahasa Sunda:
  • kuring (saya)
  • tuluy (lalu)
  • burung (burung)

Huruf vokal ini juga sering muncul dalam bentuk awalan atau suku kata pertama.

  1. Vokal “é” (é taling)
  • Pelafalan: Dibaca seperti “é” dalam kata bébé atau résumé dalam Bahasa Prancis.
  • Contoh dalam Bahasa Sunda:
  • héjo (hijau)
  • béas (beras)
  • rék (akan)

Penggunaan vokal “é” ini cukup penting untuk membedakan makna kata. Misalnya, “rék” (akan) tidak bisa dibaca dengan “e pepet”, karena akan mengubah maknanya atau jadi tidak bermakna.

  1. Vokal “e” (pepet)
  • Pelafalan: Seperti “e” dalam kata lemah atau gemetar.
  • Contoh dalam Bahasa Sunda:
  • gede (besar)
  • leuleus (lembek)
  • seuseueurna (kebanyakan)

Vokal pepet adalah vokal yang sering ditemukan di suku kata kedua atau terakhir dalam sebuah kata. Meski terdengar samar, vokal ini sangat khas dalam Bahasa Sunda.

  1. Vokal “o”
  • Pelafalan: Seperti “o” dalam kata botol atau obat.
  • Contoh dalam Bahasa Sunda:
  • mobil (mobil)
  • sora (suara)
  • bodas (putih)

Dalam bahasa Sunda, huruf “o” biasanya muncul di tengah atau akhir kata.

Tabel Ringkasan Huruf Vokal Bahasa Sunda

Huruf VokalPelafalan (IPA)Contoh Kata SundaArti dalam Bahasa Indonesiaa/a/bapaayahi/i/hijisatuu/u/tuluylalué/e/héjohijaue/ə/gedebesaro/o/bodasputih

Pengaruh Huruf Vokal dalam Dialek Sunda

Bahasa Sunda memiliki beragam dialek berdasarkan daerah seperti:

  • Dialek Priangan (Bandung, Garut, Tasikmalaya): pelafalan vokal cenderung jelas dan sesuai ejaan.
  • Dialek Banten Selatan: beberapa huruf vokal mengalami perubahan fonetis, misalnya “a” menjadi lebih lebar, atau “é” terdengar seperti “i”.
  • Dialek Cirebon dan Kuningan: kadang huruf vokal “e” dan “o” mengalami pelesapan atau perubahan nada.

Contoh perbedaan:

  • Kata “leuleus” (lembek) diucapkan berbeda antara orang Tasik dan orang Lebak (Banten).

Peran Huruf Vokal dalam Pembentukan Makna

Dalam Bahasa Sunda, perubahan satu huruf vokal bisa mengubah makna secara signifikan. Contohnya:

KataArtirékakanrakbingkairikjenis rumput

Begitu pula:

  • béas (beras) ≠ beus (bus)
  • sora (suara) ≠ sari (inti)

Karena itu, pembelajar Bahasa Sunda harus benar-benar memahami pelafalan vokal.

Kesalahan Umum dalam Pelafalan Vokal Bahasa Sunda

  • Membaca “é” sebagai “e” pepet
  • Salah: “rék” dibaca “rek” → bisa tidak dimengerti.
  • Mengganti “u” dengan “o”
  • Salah: “tuluy” dibaca “toloy” → tidak lazim dalam Bahasa Sunda.
  • Pelesapan vokal akhir
  • Contoh: “kumaha” menjadi “kumah” → terdengar kasar atau tidak sopan.

Perbedaan Huruf Vokal Sunda dan Indonesia

ElemenBahasa IndonesiaBahasa SundaJumlah vokal utama5 (a, i, u, e, o)6 (a, i, u, é, e, o)Penggunaan “é” dan “e”Tidak dibedakanDibedakan secara tegasFonetik “e”UmumTerpisah antara pepet dan taling

Huruf vokal dalam Bahasa Sunda memainkan peranan vital dalam komunikasi yang benar, jelas, dan sopan. Dengan mengenali enam vokal utama—a, i, u, é, e, o—seseorang dapat memahami nuansa fonologis Bahasa Sunda serta terhindar dari kesalahan makna. Meskipun tampak sederhana, kemampuan membedakan pelafalan vokal seperti “é” dan “e” bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pembelajar dari luar daerah.

Pemahaman terhadap vokal ini juga mencerminkan kedalaman budaya Sunda yang kaya akan tata krama, ketepatan bahasa, dan keindahan komunikasi. Untuk benar-benar menguasai Bahasa Sunda, pembelajar disarankan untuk berlatih mendengar dan berbicara langsung dengan penutur asli serta membaca teks Sunda yang baik dan benar.

Leave a Comment