Rencana Pembelajaran Deep Learning Bahasa Inggris Kelas IX

Rencana Pembelajaran Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas IX

Rencana Pembelajaran Deep Learning Bahasa Inggris Kelas IXDeep learning dalam pembelajaran, dalam konteks pendidikan, merujuk pada pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pemahaman konsep secara mendalam dan penerapan pengetahuan dalam berbagai konteks, bukan hanya sekadar menghafal informasi. 

Pendekatan ini menekankan pada proses belajar yang bermakna, berkesadaran, dan menyenangkan.

Tujuan Deep Learning dalam Pendidikan:

Tujuan utama deep learning dalam pendidikan adalah untuk menciptakan siswa yang tidak hanya memiliki pengetahuan luas, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah. 

Pendekatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan membuat pembelajaran menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan dan bermakna.

Penerapan Kurikulum Deep Learning

Kurikulum Deep Learning mengintegrasikan tiga elemen utama yang dikembangkan agar siswa dapat menguasai pengetahuan sekaligus mendapatkan pengalaman lebih bermakna. Berikut adalah penjelasan dan contohnya:

  1. Mindful Learning

Mindful Learning memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif berdiskusi dan bereksperimen dengan memperhatikan kebutuhan serta potensi setiap individu.

Contohnya, guru diharapkan tidak hanya menyampaikan teori saat belajar sains, tetapi juga membantu siswa memahami peran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Meaningful Learning

Meaningful Learning mengajak siswa memahami alasan di balik setiap materi yang dipelajari.

Sebagai contoh, guru menjelaskan manfaat konsep matematika dalam pengelolaan keuangan atau logistik. Pemahaman ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Joyful Learning

Joyful Learning berfokus pada kepuasan dari pemahaman mendalam, tidak hanya menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan. 

Contohnya, guru mengadakan simulasi atau diskusi saat belajar sejarah agar siswa memahami konsepnya, bukan sekadar menghafal.

Jadi, kurikulum deep learning adalah program pembelajaran yang diatur untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui tiga aspek utama, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyfull Learning. (ALF)

Rencana pembelajaran deep learning untuk Bahasa Inggris kelas IX perlu dirancang dengan fokus pada pemahaman konsep yang mendalam.

bukan sekadar hafalan. Pendekatan ini menekankan pada pengalaman belajar yang bermakna, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan siswa. 

Rencana Pembelajaran Deep Learning Bahasa Inggris Kelas IX

A. IDENTITAS MODUL

Nama Sekolah : …………………………………………

Nama Penyusun : …………………………………………

Mata Pelajaran : …………………………………………

Kelas / Fase / Semester : …………………………………………

Alokasi Waktu : …………………………………………

Tahun Pelajaran : …………………………………………

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK

Pengetahuan Awal: Peserta didik familiar dengan cerita fantasi seperti dongeng dan legenda dari budaya lokal maupun global. Mereka telah diperkenalkan dengan simple past tense untuk menceritakan kejadian lampau.

Minat: Peserta didik memiliki minat yang tinggi terhadap cerita fiksi, film fantasi, dan permainan (games) yang bersifat petualangan dan imajinatif.

Latar Belakang: Latar belakang peserta didik beragam; beberapa gemar membaca novel fantasi, sementara yang lain lebih akrab dengan alur cerita dari film atau video games.

Kebutuhan Belajar:

Visual: Membutuhkan ilustrasi karakter, komik, dan gambar latar (setting) untuk membantu imajinasi dan pemahaman alur cerita.

Auditori: Kegiatan mendengarkan narasi cerita (storytelling) membantu pemahaman alur dan emosi dalam cerita.

Kinestetik: Aktivitas bermain peran (role-playing) dan membuat alur cerita sendiri (story mapping) dapat meningkatkan keterlibatan dan kreativitas.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN

Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai

Konseptual: Memahami fungsi sosial, struktur teks naratif (orientation, complication, resolution, coda), dan unsur kebahasaan (past tense, indirect speech).

Prosedural: Mampu menganalisis alur masalah dan solusi dalam cerita, serta menulis kembali sebuah cerita fantasi dengan struktur yang benar.

Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah (problem-solving). Keterampilan bercerita sangat berguna dalam komunikasi sehari-hari dan penulisan kreatif.

Tingkat Kesulitan: Sedang ke Tinggi. Materi ini memperkenalkan struktur naratif yang lebih kompleks dan unsur kebahasaan baru seperti indirect speech, yangmembutuhkan pemahaman konseptual yang lebih mendalam.

Struktur Materi: Dimulai dengan pengenalan cerita fantasi modern yang terinspirasi dari dunia gim, dilanjutkan dengan cerita perjalanan waktu yang fokus pada analisis masalah-solusi, dan diakhiri dengan menulis ulang cerita rakyat (folktale) populer dengan sentuhan modern.

Integrasi Nilai dan Karakter:

Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Mengambil pesan moral dan nilai-nilai kebaikan dari cerita fantasi yang disajikan.

Bernalar Kritis: Menganalisis masalah yang dihadapi karakter dan mengevaluasi solusi yang mereka ambil.

Kreativitas: Menciptakan alur cerita alternatif atau menulis ulang sebuah cerita dengan versi yang baru dan imajinatif.

Kolaborasi/Bergotong Royong: Bekerja sama dalam kelompok untuk membuat dialog atau memerankan adegan dari cerita.

Kemandirian: Menulis sebuah cerita fantasi secara individu.

D. DIMENSI PROFIL LULUSAN

Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Memahami dan merefleksikan pesan moral tentang kebaikan melawan kejahatan, keberanian, dan kebijaksanaan yang sering terkandung dalam cerita fantasi.

Kewargaan: Mengenal dan mengapresiasi cerita rakyat Indonesia (seperti Timun Mas) sebagai bagian dari warisan budaya bangsa.

Penalaran Kritis: Mampu mengidentifikasi konflik (masalah) dalam sebuah narasi dan menganalisis bagaimana karakter menyelesaikannya (solusi), serta mengevaluasi efektivitas solusi tersebut.

Kreativitas: Menghasilkan gagasan dan karya orisinal dengan menulis ulang atau menciptakan akhir cerita yang berbeda.

Kolaborasi: Bekerja sama secara efektif dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, seperti saat memerankan dialog atau membuat proyek cerita kelompok.

Kemandirian: Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri dalam proses menulis kreatif, mulai dari perencanaan hingga penyelesaian.

Kesehatan: Memahami pentingnya imajinasi dan kreativitas untuk kesehatan mental dan pengembangan diri.

Komunikasi: Menyampaikan gagasan dan cerita secara runtut dan menarik, baik secara lisan maupun tulisan, dalam Bahasa Inggris.

DESAIN PEMBELAJARAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

Pada akhir fase D, murid memiliki kemampuan sebagai berikut.

Menyimak – Berbicara (Listening – Speaking)

Menyimak – Berbicara (Listening – Speaking) Memahami alur informasi secara keseluruhan, gagasan utama dan informasi rinci dari teks lisan tentang topik sehari-hari atau yang sesuai dengan minat.

menggunakan bahasa Inggris untuk mengungkapkan gagasan dan pengalaman dalam berbagai jenis teks secara lisan tentang topik yang dibahas dengan menggunakan kalimat sederhana dan majemuk baik formal maupun informal sesuai konteks. 

(Understand the entire flow of information, main ideas and details of oral texts about everyday topics or topics of interest; using English to express ideas and experiences in various types of texts orally about the topics discussed using simple and compound sentences, both formally and informally in line with its context)

Membaca – Memirsa (Reading – Viewing)

Memahami alur informasi, informasi tersurat dan tersirat dari berbagai jenis teks tertulis atauteks multimodal tentang topik sehari-hari atau yang sesuai dengan minat dan meresponnya sesuai konteks.

 (Understand the entire flow of information, explicit and implicit information from various types of written or multimodal texts about everyday topics or topics of interest and respond in line with its context)

Menulis-Mempresentasikan (Writing – Presenting)

Menulis-Mempresentasikan (Writing – Presenting) Mengomunikasikan gagasan dan pengalaman mereka dalam berbagai jenis teks secara tertulis atau teks multimodal tentang topik sehari-hari atau yang sesuai dengan .minat

mulai menggunakan kalimat sederhana dan majemuk dengan struktur teks dan unsur kebahasaan yang tepat; mengungkapkan pendapat dan mempertahankan argumen tentang suatu isu terkait topik sehari-hari atau yang sesuai dengan minat. 

(Communicate their ideas and experiences in various types of texts, in written or multimodal texts, about everyday topics or topics of interest, by starting to use simple and compound sentences with appropriate text structures and language features; express their opinions and defend their arguments on issues related to daily topics or topics of interests)

B. LINTAS DISIPLIN ILMU

  • Bahasa Indonesia: Membandingkan struktur teks narasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
  • Seni Budaya: Mendesain karakter, membuat komik strip, atau memerankan drama singkat berdasarkan cerita.
  • TIK: Memahami konsep alur cerita dalam video games dan menggunakan platform digital untuk menulis atau mempublikasikan cerita.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Mengurutkan dan menceritakan kembali kejadian dalam sebuah cerita fantasi menggunakan simple past tense (was/were). (2 JP)

D. TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Berpetualang di Dunia Fantasi: Memecahkan Masalah dan Menulis Ulang Cerita Legenda dengan Sentuhan Modern.

E. KERANGKA PEMBELAJARAN

  • Praktik Pedagogik

Model Pembelajaran: Genre-Based Approach, Problem-Based Learning.

Pendekatan: Deep Learning (Mindful, Meaningful, Joyful Learning)

Mindful Learning: Peserta didik fokus pada alur cerita untuk mengidentifikasi titik masalah (complication) dan penyelesaiannya (resolution).

Meaningful Learning: Peserta didik menghubungkan struktur cerita fantasi dengan cara mereka memahami dan menceritakan kembali film atau gim favorit mereka.

Joyful Learning: Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan kreatif seperti membuat dialog naga, bermain Tic-Tac-Toe tata bahasa, dan menciptakan akhir cerita yang baru.

Metode Pembelajaran: Storytelling, diskusi, bermain peran (role-play), penugasan menulis kreatif.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi

Diferensiasi Konten: Menyajikan cerita dalam berbagai format: teks, audio, dan komik. Menyediakan pilihan cerita rakyat yang berbeda untuk ditulis ulang.

Diferensiasi Proses: Peserta didik dapat bekerja secara individu saat menulis, berpasangan saat membuat dialog, atau berkelompok saat menganalisis struktur teks.

Diferensiasi Produk: Hasil akhir bisa berupa cerita tertulis, komik strip, presentasi lisan tentang akhir cerita yang baru, atau drama singkat.

  • Kemitraan Pembelajaran

Lingkungan Sekolah: Perpustakaan sebagai sumber buku-buku cerita fiksi dan dongeng.

Lingkungan Luar Sekolah/Masyarakat: Orang tua atau anggota keluarga sebagai sumber cerita rakyat daerah.

Mitra Digital: Situs web seperti Wattpad, Storynory, atau kanal YouTube yang menyajikan cerita fantasi sebagai sumber inspirasi.

  • Lingkungan Belajar

Ruang Fisik: Menata ruang kelas agar kondusif untuk kegiatan drama atau presentasi, Memajang story map atau poster karakter buatan peserta didik.

Ruang Virtual: Menggunakan story generator tools sederhana secara daring untuk memantik ide. Berbagi draf tulisan melalui Google Docs untuk mendapatkan peer feedback.

Budaya Belajar: Menciptakan lingkungan yang menghargai imajinasi dan ide-ide “di luar kotak”. Mendorong peserta didik untuk berani bereksperimen dengan alur cerita dan karakter.

  • Pemanfaatan Digital

Perpustakaan Digital/Sumber Daring: Mengakses cerita dongeng nusantara atau dunia dari situs web perpustakaan nasional atau sumber daring lainnya.

Forum Diskusi Daring: Berbagi ide plot cerita atau pengembangan karakter di grup kelas.

Penilaian Daring: Menggunakan Google Forms untuk kuis pemahaman tentang struktur naratif.

Media Presentasi Digital: Peserta didik dapat membuat presentasi tentang analisis cerita menggunakan Canva atau Google Slides.

Media Publikasi Digital: Mempublikasikan cerita pendek terbaik di blog atau mading digital sekolah.

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Topik : Memahami Alur Cerita Fantasi (was/were)

  • KEGIATAN PENDAHULUAN (10 MENIT)

Salam dan Doa.

Apersepsi (Joyful): Guru bertanya, “Do you like playing games? What if you were sucked into a game?” untuk menghubungkan dengan tema cerita.

Penyampaian Tujuan: Guru menyampaikan bahwa hari ini akan menyimak cerita fantasi dan belajar menceritakan situasi di masa lampau menggunakan was/were.

  • KEGIATAN INTI (60 MENIT)

Menyimak (Auditori & Visual): Peserta didik menyimak Audio 3.1 & 3.2 tentang cerita “Andre and Princess Suripit” sambil mengurutkan gambar di komik (Worksheet 3.1) dan melengkapi teks (Worksheet 3.2).

Diskusi Terbimbing: Jawaban dibahas bersama, fokus pada pemahaman alur cerita awal.

Language Focus (Mindful): Guru menjelaskan penggunaan was (untuk subjek tunggal) dan were (untuk subjek jamak) untuk mendeskripsikan kondisi atau situasi di masa lampau (Unit 1, Section 3).

Praktik Terstruktur: Peserta didik mengerjakan Worksheet 3.4, membuat kalimat deskriptif tentang adegan di cerita menggunakan was/were.

Pembelajaran Berdiferensiasi:

Proses: Peserta didik yang kesulitan dapat diberi template kalimat. Peserta didik yang cepat paham bisa diminta mendeskripsikan gambar dengan lebih dari satu kalimat.

  • KEGIATAN PENUTUP (10 MENIT)

Refleksi: Guru menunjuk sebuah gambar dari cerita dan bertanya, “What was happening in this picture?”

Rangkuman: Guru merangkum alur cerita bagian pertama dan penggunaan was/were.

Penutup: Salam dan doa.

G. ASESMEN PEMBELAJARAN

Asesmen Diagnostik

Tanya Jawab: Di awal bab, guru bertanya, “What is your favorite fantasy story/movie? Why do you like it?” untuk mengetahui familiaritas peserta didik dengan genre naratif.

Asesmen Formatif

Tanya Jawab: Selama pembelajaran, guru bertanya tentang pemahaman konsep, misal: “What is a ‘complication’ in a story?”

Latihan Soal/LKPD: Penilaian hasil kerja pada worksheet (mengurutkan gambar, mengubah kalimat, mengisi diagram).

Observasi: Pengamatan partisipasi dalam diskusi, permainan, dan saat bermain peran.

Asesmen Sumatif

Produk (Proyek): Tulisan Cerita Fantasi: Menilai tulisan akhir cerita fantasi peserta didik berdasarkan kreativitas ide, kelengkapan struktur naratif (O-C-R), dan ketepatan penggunaan tata bahasa.

Praktik (Kinerja): 

Presentasi Lisan: Menilai kemampuan menceritakan kembali akhir cerita yang baru dengan jelas, lancar, dan ekspresif.

Tes Tertulis: Tes akhir bab untuk mengukur pemahaman konsep struktur naratif dan unsur kebahasaan (indirect speech).

Contoh Tes Tertulis :

A. Pilihan Ganda

  1. The part of a narrative text that introduces the characters, time, and place is called…
    a. Complication
    b. Resolution
    c. Orientation
  1. Cod
  2. “The Green Giant asked, ‘Can I have the baby?'”
    The indirect speech form is:
    a. The Green Giant asked if he could have the baby.
    b. The Green Giant asked can he have the baby.
    c. The Green Giant asked if can he have the baby.
    d. The Green Giant asked that he could have the baby.
  3. In the story “Andre and Princess Suripit”, the main problem or complication is…
    a. Andre was wearing a knight outfit.
    b. Andre had to fight a dragon.
    c. Andre was sucked into a game and couldn’t go home.
    d. Andre met Princess Suripit.
  4. Monita asked the old man, “Where can I buy this newspaper?”
    The indirect speech form is:
    a. Monita asked the old man where can she buy that newspaper.
    b. Monita asked the old man where she can buy that newspaper.
    c. Monita asked the old man where she could buy that newspaper.
    d. Monita asked the old man if she could buy that newspaper.
  5. The resolution of “The Multiverse Story of Timun Mas” is when…
    a. The Giant wanted to take Timun Mas to his factory.
    b. Timun Mas threw magical items to stop the Giant.
    c. Timun Mas and the Giant worked together to escape the labyrinth.
    d. A farmer couple found a baby in a golden cucumber.

B. Esai

  1. Think of a simple fairy tale you know (e.g., Cinderella). Identify the Complication (the main problem) and the Resolution (how the problem was solved).
  2. Change this direct question into an indirect question: The teacher asked me, “Did you finish your homework?”

Demikianlah pembahasan mengenai Rencana Pembelajaran Deep Learning Bahasa Inggris Kelas IX Semoga dapat berguna untuk kita semua sekian terima kasih.

Leave a Comment