Belajar Huruf Vokal Aksara Sunda

Huruf Vokal Aksara Sunda

Huruf Vokal Aksara Sunda – Aksara Sunda adalah sistem penulisan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Sunda untuk menulis bahasa Sunda.

Aksara Sunda berasal dari abad ke-5 dan berkembang hingga kini menjadi dua bentuk utama: Aksara Sunda Kuno (atau Buhun) yang dipakai dari abad ke-14 hingga 18, dan Aksara Sunda Baku yang merupakan penyesuaian dari aksara kuno untuk bahasa Sunda kontemporer. 

Aksara ini juga memiliki makna filosofis dan merupakan bagian penting dari budaya dan sastra Sunda yang harus dilestarikan. 

Aksara Sunda memiliki 30 huruf atau suku kata, yang terdiri dari 7 suara atau vokal dan 23 aksara ngalagena atau konsonan. 

Aksara Sunda vokal terdiri dari: a, e, i, o, u, e, dan eu. Sedangkan aksara ngalagena terdiri dari: ka, ga, nga, ca, ja, nya, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, ra, la, wa, sa, fa, fa, va, qa, xa, dan za

1. Jenis-jenisnya Aksara Sunda A sampai Z 

Aksara Sunda A sampai Z adalah huruf yang menarik untuk dipelajari. Meskipun tergolong sebagai aksara kuno, tetapi aksara Sunda masih digunakan oleh masyarakat di hingga kini, terutama di Tanah Sunda. 

Aksara Sunda mencakup empat tahapan, yakni tahap pawanohan (pengenalan kembali), palomaan (pembiasaan), pangagulan (lambang kebanggaan), dan pamibandaan (rasa memiliki). 

Sementara itu, aksara Sunda terdiri dari Aksara Swara, Aksara Ngalagena, dan Rarangkén. Adapun penjelasannya, yakni sebagai berikut.

a. Aksara Swara

Komponen terdiri dari tujuh huruf vokal. Aksara ini berbeda dengan huruf latin karena terdapat é dan eu selain huruf a, i, u, e, dan o.

b. Aksara Ngalagena

Aksara Ngalagena disebut juga dengan komponen inti dari aksara Sunda. Selain huruf vokal yang berdiri sendiri, aksara Ngalagena adalah dasar dari berdirinya suatu kata dan kalimat. Aksara Ngalagena terdiri dari ka, ga, nga, ca, ja, nya, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, ra, la, wa, sa, ha, fa, va, qa, xa, za, kha, dan sya.

c. Rarangkén

Rarangkén adalah pelengkap dari komponen aksara Ngalagena. Hal ini karena seluruh huruf dalam Aksara Ngalagena hanya diikuti dengan huruf vokal a. Sementara itu, ada beragam rangkaian kata dan kalimat yang diikuti huruf vokal lainnya.

Jika dilihat dari letak penulisannya, rarangkén dibagi menjadi tiga, yaknni rarangkén di atas huruf, di bawah huruf, dan sejajar huruf.

d. Rarangkén di Atas Huruf

  • Panyecek: menambah ‘ng’ di akhir suku kata (ka menjadi kang)
  • Panghulu: mengubah a menjadi i (ka menjadi ki)
  • Paneuleung: mengubah a menjadi eu (ka menjadi keu)
  • Pamepet: mengubah a menjadi e (ka menjadi ke)
  • Panglayar: menambah ‘r’ di akhir suku kata (ka menjadi kar)

e. Rarangkén di Bawah Huruf

  • Panyakra: menambah ‘r’ di tengah suku kata (ka menjadi kra)
  • Panyuku: mengubah a menjadi u (ka menjadi ku)
  • Panyiku: menambah ‘l’ di tengah suku kata (ka menjadi kla)

f. Rarangkén Sejajar Huruf

  • Panolong: mengubah a menjadi o (ka menjadi ko)
  • Panéléng: mengubah a menjadi é (ka menjadi ké)
  • Pamingkal: menambah ‘y’ di tengah suku kata (ka menjadi kya)
  • Patén atau Pamaéh: Memutus huruf ‘a’ dalam suku kata (ka menjadi k)
  • Pangwisad: menambah ‘h’ di akhir suku kata (ka menjadi kah)

Aksara Sunda mulai digunakan masyarakat Sunda sejak abad ke-14 sampai ke-18 masehi. dalam rangka menghidupkan kembali aksara Sunda A sampai Z, Pemda Jawa Barat menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.

Aksara Sunda konon sudah digunakan oleh masyarakat Jawa Barat sejak abad ke-14 hingga abad ke-18.

Perkembangannya terbilang cukup pesat pada masa tersebut. Penemuan aksara Sunda berasal dari prasasti batu dan piagam naskah lontar, nipah, dan bambu di Jawa Barat.

Penemuan-penemuan ini tercatat dalam katalog naskah di tahun 1900-an. Baik itu penemuan berupa prasasti hingga naskah kuno, semuanya kini telah tersimpan rapi di museum hingga perpusatakaan yang ada di dalam maupun luar negeri.

Aksara Sunda memiliki sistem penulisan yang berbeda dengan alfabet biasa karena ditulis menggunakan huruf khusus.

Aksara ini memiliki tipe dasar aksara Pallawa Lanjut yang mirip dengan model aksara Tibet dan Punyab.

Berikut contoh kalimat bahasa Sunda yang menggunakan aksara Sunda. Bisa digunakan sehari-hari atau dibagikan.

  • Permisi = sampurasun (ᮞᮙ᮪ᮕᮥᮛᮞᮥᮔ᮪)
  • Silakan (jawaban untuk sampurasun) = rampés (ᮛᮙ᮪ᮕᮦᮞ᮪)
  • Selamat datang = wilujeng sumping (ᮝᮤᮜᮥᮏᮨᮀ ᮞᮥᮙ᮪ᮕᮤᮀ)
  • Apa kabar? = kumaha damang? (ᮊᮥᮙᮠ ᮓᮙᮀ?)
  • Maaf = hapunten (ᮠᮕᮥᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪)
  • Terima kasih = hatur nuhun (ᮠᮒᮥᮁ ᮔᮥᮠᮥᮔ᮪)
  • Sama-sama = sami-sami (ᮞᮙᮤ-ᮞᮙᮤ)
  • Tidak mau = alim (ᮃᮜᮤᮙ᮪)
  • Bukan = sanes (ᮞᮔᮦᮞ᮪)
  • Cantik sekali = geulis euy (ᮌᮩᮜᮤᮞ᮪ ᮉᮚ᮪)

Demikianlah pembahasan mengenai Huruf Vokal Aksara Sunda Semoga dapat berguna untuk kita semua sekian terima kasih.

Leave a Comment