Huruf Vokal Dan Konsonan Jepang

Huruf Vokal Dan Konsonan Jepang

Huruf Vokal Dan Konsonan JepangVokal adalah bunyi yang diucapkan tanpa ada hambatan terhadap aliran udara di dalam mulut, sedangkan konsonan adalah bunyi yang dibuat dengan cara menghambat atau menghentikan aliran udara oleh bibir, lidah, dan alat ucap lainnya. 

Bunyi vokal bahasa Jepang “a, i, u, e, o” diucapkan dengan cara mengubah bentuk mulut. Bunyi vokal terjadi saat aliran udara dari paru-paru keluar tanpa hambatan dari alat ucap, sehingga pita suara bergetar dan menghasilkan suara

Bunyi Vokal

  • Proses Terjadinya: Pita suara bergetar dan saluran vokal terbuka penuh, sehingga udara keluar secara bebas tanpa ada hambatan dari bagian mulut atau lidah. 
  • Contoh Huruf Vokal (dalam Bahasa Indonesia): A, E, I, O, U. 
  • Ciri Khas: Dapat dibentuk sebagai suku kata yang utuh. 
  • Contoh Bunyi Vokal dalam Kata: Bunyi ‘a’ pada kata “apel”. 

Bunyi “konsonan + vokal”, seperti bunyi “ma” adalah bunyi yang dihasilkan setelah mengatupkan mulut. Bunyi “sa” diucapkan dengan cara menciptakan ruang sempit dalam mulut dengan menggunakan lidah. bunyi konsonan terbentuk ketika aliran udara dihambat atau disempitkan di suatu titik oleh alat ucap, seperti lidah atau bibir. 

Bunyi Konsonan

  • Proses Terjadinya: Aliran udara dari paru-paru terhalang atau terhambat pada suatu titik tertentu dalam mulut atau tenggorokan, misalnya oleh bibir, lidah, atau langit-langit. 
  • Contoh Huruf Konsonan (dalam Bahasa Indonesia): B, C, D, F, G, H, J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X, Y, Z. 
  • Ciri Khas: Tidak bisa berdiri sendiri untuk membentuk suku kata atau kata, kecuali dalam singkatan. 
  • Contoh Bunyi Konsonan dalam Kata: Bunyi ‘p’ dan ‘l’ pada kata “apel”. Bunyi ‘s’ dan ‘r’ pada kata “serupa”. 

Perbedaan Utama 

  • Vokal: Udara keluar bebas; pita suara bergetar.
  • Konsonan: Udara terhambat; pita suara bisa bergetar (bersuara) atau tidak (tak bersuara).

Bahasa Jepang memiliki lima bunyi vokal dasar (a, i, u, e, o) yang merupakan inti dari sistem bunyi kana. 

Konsonan dalam bahasa Jepang digabungkan dengan vokal membentuk suku kata (contohnya, ka, ki, ku, ke, ko). Beberapa konsonan seperti n (ん) dapat memiliki bunyi yang berbeda tergantung konteksnya. 

Alfabet Jepang terdiri dari 99 bunyi yang dibentuk oleh 5 vokal (a, e, i, o, dan u) dan 14 konsonan (k, s, t, h, m, y, r, w, g, z, d, b, p, dan n) , seperti yang ditunjukkan pada bagan hiragana.

Dalam kosakata bahasa Jepang, terdapat bunyi panjang dan bunyi pendek. Penulisan kosakata bunyi panjang menggunakan huruf hiragana yaitu sebagai berikut:

  • Kosakata dengan bunyi panjang berakhiran a ditambahkan huruf a
    Contoh: okaasan (ibu)
  • Kosakata dengan bunyi panjang berakhiran -i ditambahkan huruf i
    Contoh: ojiisan (kakek)
  • Kosakata dengan bunyi panjang berakhiran -u ditambahkan huruf u
    Contoh: kuuki (udara)
  • Kosakata dengan bunyi panjang berakhiran -e dan -o bia ditulis dengan dua cara:
  1. Menambahkan huruf vokal yang sama dengan bunyi vokal di depannya
    Contoh: Oneesan (kakak perempuan), koori (es), 

Menambahkan huruf vokal i pada kosakata bunyi panjang berakhiran -e
Contoh: sensei (guru)

Bahasa Jepang menggunakan empat jenis huruf dalam tata bahasanya. Keempatnya yaitu jenis huruf hiragana, katakana, kanji, dan romaji.

  • Hiragana 

Adalah salah satu jenis huruf dalam tata bahasa Jepang yang mewakili satu bunyi seperti halnya katakana, sedangkan kanji mewakili satu makna. Sementara itu, romaji merupakan huruf alfabet Romawi pada umumnya.

Huruf hiragana diciptakan bersama huruf katakana di zaman Nara hingga zaman Heian. 

Ciri-ciri Huruf Hiragana

Ciri-ciri huruf hiragana adalah tulisannya terbentuk dari banyak garis lengkung. Sementara itu, katakana terbentuk dari garis yang bersudut tajam dan terlihat lebih kaku, 

Huruf Hiragana digunakan untuk menulis kosakata asli bahasa Jepang. Sementara itu, katakana digunakan untuk menuliskan kata-kata serapan dari bahasa asing, kanji melambangkan sebuah kata, dan romaji digunakan untuk menulis angka dan kata bahasa asing yang sulit ditulis dalam katakana karena keterbatasan bunyi.

Huruf hiragana juga digunakan untuk menulis hal-hal berikut:

  • Menulis partikel dalam kalimat
  • Menulis furigana, yakni cara baca kanji
  • Menulis okurigana, yakni karakter yang mengiringi kanji
  • Menuliskan honorifik, yakni ungkapan penghormatan untuk menyapa orang tertentu

Huruf Hiragana Dasar Hiragana terdiri dari 46 huruf serta beberapa variasi bunyi, seperti halnya katakana. Hiragana terdiri atas hiragana dasar dan hiragana turunan.

Huruf hiragana dasar yakni sebagai berikut:

  • Hiragana vocal

Huruf hiragana vokal terdiri dari huruf a, i, u, e, o.

  • Hiragana konsonan

Huruf hiragana konsonan terdiri dari huruf n.

Huruf Hiragana Turunan

Huruf hiragana turunan terdiri dari kombinasi huruf hiragana dasar yang ditambahkan dakuon, handakuon, dan youon.

  • Hiragana turunan dengan dakuon

Simbol dakuon atau tenten adalah dua garis kecil di kanan atas huruf yang serong dari kiri atas ke kanan bawah.

Huruf hiragana turunan dari hiragana dasar ditambah dakuon adalah sebagai berikut:

  • ga, gi, gu, ge, go (dari ka, ki, ku, ke, ko ditambah tenten)
  • za, ji, zu, ze, zo (dari sa, shi, su, se, so ditambah tenten)
  • da, ji, zu, de, do (dari ta, chi, tsu, te, to ditambah tenten)
  • ba, bi, bu, be, bo, (dari ha, hi, fu, he, ho ditambah tenten)

Demikianlah pembahasan mengenai Huruf Vokal Dan Konsonan Jepang Semoga dapat berguna untuk kita semua sekian terima kasih.

Leave a Comment